Pages

Wednesday, October 2, 2013

Best XI & MVP J-League Pekan Ke-27: Lucas

Selama sepuluh tahun berkarir di J-League, baru kali ini Lucas mencetak Hat-trick.

Lucas mencatat hat-trick pertamanya selama sepuluh tahun berkarir J-League




Stadion NACK5 lebih sering dikenal sebagai 'kandang FC Tokyo yang jauh dari kandang', dan kemenangan 5-2 mereka atas Omiya Ardija tidak jauh berbeda. Adalah Lucas yang memberikan tim ibukota ini empat kemenangan berturut-turut melalui hat-trick pertama dalam karirnya di J-League.

Gol pertama dilesakkan saat laga baru berjalan tujuh menit lewat kaki kanannya, dan dilanjutkan gol kedua menjelang babak pertama berakhir melalui sundulan. Pemain yang sudah lama memperkuat FC Tokyo ini mencetak gol ketiganya di meenit ke-66 lewat tendangan sliding, sehingga memberikan tim tamu tiga angka krusial.
 
 
Lucas masuk ke dalam susunan pemain terbaik pekan ini bersama rekan satu timnya Aria Jasuru Hasegawa yang memberikan assist satu dari tiga golnya, dan menjadi pemain tangguh di sektor tengah.

Dua striker lainnya di skema 4-3-3 kami adalah Genki Omae, yang mencetak dua gol bagi Shimizu S-Pulse ketika mengalahkan Ventforet Kofu, serta Hisato Sato yang bermain cemerlang ketika menundukkan Sagan Tosu.

Di sektor tengah untuk mendampingi Hasegawa, terdapat nama Yasushi Endo, yang dua golnya memberikan Kashima Antlers kemenangan atas Oita Trinita, dan Jorge Wagner yang performa luar biasanya membantu Kashiwa Reysol bermain imbang melawan Albirex Niigata. Rekan satu tim Wagner, Takanori Sugeno juga membuat kami memilih dia.

Sementara di barisan belakang mengkombinasikan gaya permainan bertahan dan menyerang. Wataru Endo dan Tomoaki Makino mencetak gol bagi tim masing-masing ketika Shonan Bellmare dan Urawa Reds bermain imbang 2-2. Palang pintu S-Pulse Taishi Muramatso menjadi tembok kokoh bagi timnya, dan Tatsuya Yamashita mencetak gol penting bagi Cerezo Osaka untuk mengalahkan Jubilo Iwata.





(sumber:www.goal.com)

Christopher Samba Ingin Balik Ke Liga Primer

Samba diklaim ingin pergi meninggalkan Rusia dengan kembali ke Inggris di bursa transfer Januari.


Christopher Samba Ingin Balik Ke Liga Primer




Sosok Christopher Samba kabarnya ingin pergi meninggalkan Dynamo Moskwa dan kembali ke Inggris.

Menurut Izvestia, Samba, yang baru saja pindah ke Dynamo pada Agustus kemarin dari Anzhi, telah meminta klub barunya untuk tidak menghalangi keinginannya balik ke Liga Primer di bulan Januari mendatang.

Adapun, salah satu klub yang kini dikaitkan dengan bek timnas Kongo tersebut adalah West Bromwich Albion.

Saat masih di Inggris, Samba, 29, pernah membela panji Blackburn Rovers dari 2007 hingga 2012, dan terakhir Queens Park Rangers pada musim kompetisi kemarin.




(sumber:www.goal.com)

Wallace Bahagia Di FC Internazionale

Agen dari Wallace mengklaim bila kliennya itu bahagia di Inter.

Wallace Bahagia Di FC Internazionale





gen dari fullback Chelsea Wallace berkata bahwa kliennya itu merasa bahagia dengan bulan-bulan pertamanya di Inter Milan.

Wallace sendiri untuk saat ini tengah menjalani musim peminjaman di Inter guna menimba pengalaman setelah diizinkan Jose Mourinho merumput di Serie A.

“Dia bahagia di Inter, namun ia tidak banyak bermain, yang di mana adalah hal yang normal sebagaimana ia baru saja datang dari negara lain dan belajar tentang sepakbola Italia,” demikian Federico Moraes, agen Wallace, kepada TMW.

“Anak tersebut bekerja sangat keras dalam latihan agar bisa siap ketika dibutuhkan."




(sumber:www.goal.com)

Usia Hidup Tinggal Satu Bulan, Anak Ini Hanya Ingin Bertemu Zlatan Ibrahimovic

Seorang anak kecil yang divonis menderita leukemia bermimpi untuk bisa bertemu Zlatan Ibrahimovic sebelum ajal datang menjemput.


Kamenjas hanya ingin bertemu Ibra.






Sosok Zlatan Ibarhimovic mungkin dikenal arogan, urakan dan seenaknya sendiri. Akan tetapi, terlepas image tersebut, Zlatan adalah idola bagi kebanyakan orang, termasuk seorang bocah berusia delapan tahun, Hajrudin Kamenjas.

Kamenjas, yang berasal dari Vares, dekat Sarajevo, Bosnia, didiagnosa menderia penyakit leukemia enam tahun silam. Dan menurut dokter yang menanganinya, usia harapan hidup Kamenjas tinggal satu bulan lagi.

Satu-satunya harapan dari bocah kecil itu sebelum meninggal adalah untuk bertemu bintang Paris Saint-Germain dan tim nasional Swedia Zlatan Ibrahimovic.

                          Setuju atau tidak, Ibra adalah sosok idola dan bintang ternama dunia

Dan untuk mewujudkan harapan Kamenjas, Tevhida Rakic, pemilik organisasi kemanusiaan yang membantu perawatan anak-anak dari Bosnia, mengadakan kampanye untuk berusaha memenuhi impian sang anak sebelum ia meninggal dunia.

Dalam sebuah posting di laman Facebook-nya, Rakic menuliskan: “Kepada teman-teman, para jurnalis, tolong bantu kami soal aksi ini.

“Hajrudin Kamenjas menderita leukemia. Bocah delapan tahun Hajrudin mengalami sakit serius selama enam tahun terakhir, dan impian terakhirnya adalah untuk bertemu Zlatan Ibrahimovic.

“Ibu dari Hajrudin, Amela Kamenjas, tengah dirundung kesedihan, dan meminta saya untuk melakukan segala cara guna memenuhi permintaan terakhir putranya, Hajrudin.

“Dokter berkata bahwa Hajrudin tidak memiliki banyak waktu… mungkin sekitar sebulan lagi. Tolong, jika seseorang punya kontak dengan Zlatan Ibrahimovic atau kontak dengan manajernya, bantulah kami.

“Selain itu, saya juga meminta semua media untuk bergabung dengan kami dalam mewujudkan aksi ini sehingga kami bisa bersama-sama memenuhi keinginan dari bocah kecil bernama Hajrudin.

“Dengan pengalaman sulit anak-anak kami yang tidak beruntung karena menderita penyakit serius, saya tidak bisa berbuat banyak untuk memenuhi impian Hajrudin tanpa bantuan Anda.

“Saya tidak punya kontaknya [Zlatan]. Tolong bantu sebarkan pesan ini, sebarkan aksi ini… Saya yakin bahwa secara bersama-sama kita bisa memenuhi impian terakhirnya.

“Uang dan lokasi Zlatan tidaklah penting. Saya akan coba memberikan yang terbaik guna mewujudkan segalanya.”





(sumber:www.goal.com)

FOKUS: Lebih Dekat Dengan Sosok Evan Dimas

Jafri Sastra menilai tipe permainan Evan Dimas saat ini jarang dimiliki pesepakbola di Indonesia, dan tak heran bila menjadi buruan klub-klub.


Usai menjuarai turnamen Piala AFF 2013, skuat tim nasional U-19 Indonesia, kini banyak mendapat perhatian. Salah satu figur yang mulai hangat diperbincangkan banyak orang adalah Evan Dimas Darmono. Pemain yang beroperasi sebagai gelandang dan kapten tim Garuda Jaya kala memenangi trofi tersebut.

Putra pertama dari pasangan Condro Darmono dan Ana itu selalu agresif, lincah, dan tanpa kompromi saat memainkan bola di lapangan. Ini tentunya sangat berbeda dengan penampilan Evan ketika di luar lapangan, yang justru tidak banyak omong dan murah senyum.

EVAN DIMAS
Nama: Evan Dimas Darmono

Lahir: 
Surabaya, 13 Maret 1996

Posisi: 
Gelandang/striker

Tinggi/Berat badan:  164 cm/54 kg
Anak ke: Pertama dari empat bersaudara

Orang tua : Candra Darmono/Ana

Hobi: Tenis meja

Klub asal: Mitra Surabaya
Padahal, pemain jebolan PS Mitra Surabaya ini menjadi pemain paling subur di timnas U-19 pada Piala AFF kemarin, dengan torehan lima gol. Tak hanya memiliki naluri mencetak gol tinggi, Evan juga mahir dalam mengatur tempo permainan, mendistribusikan bola, dan lihai dalam mengatur serangan.

“Saya ini masih butuh jam terbang lebih banyak lagi. Saya masih baru memulai, dan akan terus berusaha untuk berkembang,” buka Evan Dimas dengan nada merendah kepada Goal Indonesia.

Ia juga menjelaskan, apa yang diraihnya bukan semata karena kerja keras dan kemampuan sendiri. Apa yang telah dicapainya, kata Evan, sejauh ini berkat dukungan dari semua rekan-rekannya di timnas U-19, dan juga bimbingan pelatih.

“Saya punya teman yang bisa membantu saya untuk melakukan sesuatu, yang tidak bisa dilakukan sendiri. Saya juga mempunyai pelatih yang tekun dan sabar dalam membina saya,” tutur pemain bernomor punggung 6 di timnas U-19 tersebut.

Menapaki jalan menjadi pemain hebat, bagi Evan butuh waktu yang tak sebentar. Ia sangat menyadari, apa yang dilakukan saat ini masih jauh dari harapan. Terus belajar untuk memperbaiki diri, dan selalu mendengarkan arahan para pelatih, dinilainya sebagai kunci yang bisa membukakan jalan menuju harapan itu.

“Saya ingin menjadi diri sendiri, dengan ciri saya sendiri. Saya memang mempelajari teknik sepakbola dari banyak pemain top dunia, tapi saya tak ingin menjadi seperti mereka. Saya ingin dikenal dengan cara main yang saya miliki. Saya harus terus belajar dan tak boleh cepat puas,” tegasnya.

Evan kecil mengawali karir di dunia sepakbola bersama Sekolah Sepak Bola (SSB) Mitra Surabaya ketika masih berusia 11 tahun. Selain sepakbola, hobi Evan sejak kecil adalah bermain tenis meja.

Ia tumbuh di keluarga sederhana. Ayahnya, Condro Darmono, sehari-harinya hanya bekerja sebagai petugas keamanan. Sementara ibunya, Ana, merupakan ibu rumah tangga yang tinggal di Kelurahan Made, Kecamatan Sambikerep, Surabaya.

Walau demikian, Evan merupakan satu-satunya pemain Indonesia yang dikirim sebuah perusahaan perlengkapan olahraga untuk menimba ilmu sepakbola di Barcelona, Spanyol, selama dua pekan. Dari Spanyol, Evan lantas membela panji tim Jawa Timur (Jatim) di Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII/2012 di Riau, meski Jatim gagal tampil sebagai jawara.

PRESTASI
Tahun 2010Juara Kompetisi U-15 bersama PS Mitra Radar Surabaya
Tahun 2011Juara HKFC (Hongkong) Cup
Tahun 2012Pemenang event pencarian bakat The Chance, dikirim belajar ke Ciutat Esportiva Joan Gamper, akademi sepakbola FC Barcelona
Tahun 2013Juara HKFC (Hongkong) Cup
Tahun 2013Juara Piala AFF U-19
KARIR
Tahun 2009Medco Jatim
Tahun 2009Porprov Surabaya
Tahun 2010Popda Jatim
Tahun 2010Persebaya U-15
 Tahun 2011Persebaya U-18 
 Tahun 2012Tim PON Jatim 
Tahun 2012Timnas U-17
Tahun 2013Timnas U-19

Nama Evan sendiri sudah masuk dalam skuat timnas U-16. Sebuah perjalanan yang membuktikan ia memang pemain berkualitas. Bahkan, pelatih timnas U-19 Indra Sjafri, memberi apresiasi dan pujian kepada Evan, karena dinilai sebagai pemain yang cerdas, dan mudah menerjemahkan instruksi pelatih.

“Memang semua pemain yang saat ini saya miliki, bagus di posisinya masing-masing. Tapi belum ada pemain yang memiliki kemampuan seperti Evan. Ia memiliki sikap, dan perilaku yang baik, tenang, dan bisa cepat membaca pola permainan lawan. Semua itulah yang kemudian membuat Evan jadi panutan bagi pemain lain di timnas U-19,” ucap Indra.

Pelatih asal Padang ini juga menilai, peran pemain kelahiran 1996 tersebut jarang dimiliki pesepakbola di Indonesia. Dengan begitu, tentu saja klub profesional akan berlomba-lomba untuk mendapatkan tanda tangan Evan.

“Tipikal pemain seperti Evan masih sangat jarang di Indonesia. Dia bisa berfungsi sebagai breaker sekaligus playmaker. Pemain seperti ini tentunya sangat dibutuhkan oleh semua tim,” beber Indra.

Waktu luang beberapa hari yang diberikan oleh Badan Tim Nasional (BTN), sebelum kembali menjalani pemusatan latihan menghadapi kualifikasi Piala Asia U-19 2013, digunakan Evan untuk mengejar ketertinggalan kuliahnya di Fakultas Ilmu Solial dan Politik (FISIP) jurusan Administrasi Negara, Universitas Dr Soetomo semester III. (gk-43)







(sumber:www.goal.com)

FOKUS: Lebih Dekat Dengan Sosok Evan Dimas

Jafri Sastra menilai tipe permainan Evan Dimas saat ini jarang dimiliki pesepakbola di Indonesia, dan tak heran bila menjadi buruan klub-klub.


Usai menjuarai turnamen Piala AFF 2013, skuat tim nasional U-19 Indonesia, kini banyak mendapat perhatian. Salah satu figur yang mulai hangat diperbincangkan banyak orang adalah Evan Dimas Darmono. Pemain yang beroperasi sebagai gelandang dan kapten tim Garuda Jaya kala memenangi trofi tersebut.

Putra pertama dari pasangan Condro Darmono dan Ana itu selalu agresif, lincah, dan tanpa kompromi saat memainkan bola di lapangan. Ini tentunya sangat berbeda dengan penampilan Evan ketika di luar lapangan, yang justru tidak banyak omong dan murah senyum.

EVAN DIMAS
Nama: Evan Dimas Darmono

Lahir: 
Surabaya, 13 Maret 1996

Posisi: 
Gelandang/striker

Tinggi/Berat badan:  164 cm/54 kg
Anak ke: Pertama dari empat bersaudara

Orang tua : Candra Darmono/Ana

Hobi: Tenis meja

Klub asal: Mitra Surabaya
Padahal, pemain jebolan PS Mitra Surabaya ini menjadi pemain paling subur di timnas U-19 pada Piala AFF kemarin, dengan torehan lima gol. Tak hanya memiliki naluri mencetak gol tinggi, Evan juga mahir dalam mengatur tempo permainan, mendistribusikan bola, dan lihai dalam mengatur serangan.

“Saya ini masih butuh jam terbang lebih banyak lagi. Saya masih baru memulai, dan akan terus berusaha untuk berkembang,” buka Evan Dimas dengan nada merendah kepada Goal Indonesia.

Ia juga menjelaskan, apa yang diraihnya bukan semata karena kerja keras dan kemampuan sendiri. Apa yang telah dicapainya, kata Evan, sejauh ini berkat dukungan dari semua rekan-rekannya di timnas U-19, dan juga bimbingan pelatih.

“Saya punya teman yang bisa membantu saya untuk melakukan sesuatu, yang tidak bisa dilakukan sendiri. Saya juga mempunyai pelatih yang tekun dan sabar dalam membina saya,” tutur pemain bernomor punggung 6 di timnas U-19 tersebut.

Menapaki jalan menjadi pemain hebat, bagi Evan butuh waktu yang tak sebentar. Ia sangat menyadari, apa yang dilakukan saat ini masih jauh dari harapan. Terus belajar untuk memperbaiki diri, dan selalu mendengarkan arahan para pelatih, dinilainya sebagai kunci yang bisa membukakan jalan menuju harapan itu.

“Saya ingin menjadi diri sendiri, dengan ciri saya sendiri. Saya memang mempelajari teknik sepakbola dari banyak pemain top dunia, tapi saya tak ingin menjadi seperti mereka. Saya ingin dikenal dengan cara main yang saya miliki. Saya harus terus belajar dan tak boleh cepat puas,” tegasnya.

Evan kecil mengawali karir di dunia sepakbola bersama Sekolah Sepak Bola (SSB) Mitra Surabaya ketika masih berusia 11 tahun. Selain sepakbola, hobi Evan sejak kecil adalah bermain tenis meja.

Ia tumbuh di keluarga sederhana. Ayahnya, Condro Darmono, sehari-harinya hanya bekerja sebagai petugas keamanan. Sementara ibunya, Ana, merupakan ibu rumah tangga yang tinggal di Kelurahan Made, Kecamatan Sambikerep, Surabaya.

Walau demikian, Evan merupakan satu-satunya pemain Indonesia yang dikirim sebuah perusahaan perlengkapan olahraga untuk menimba ilmu sepakbola di Barcelona, Spanyol, selama dua pekan. Dari Spanyol, Evan lantas membela panji tim Jawa Timur (Jatim) di Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII/2012 di Riau, meski Jatim gagal tampil sebagai jawara.

PRESTASI
Tahun 2010Juara Kompetisi U-15 bersama PS Mitra Radar Surabaya
Tahun 2011Juara HKFC (Hongkong) Cup
Tahun 2012Pemenang event pencarian bakat The Chance, dikirim belajar ke Ciutat Esportiva Joan Gamper, akademi sepakbola FC Barcelona
Tahun 2013Juara HKFC (Hongkong) Cup
Tahun 2013Juara Piala AFF U-19
KARIR
Tahun 2009Medco Jatim
Tahun 2009Porprov Surabaya
Tahun 2010Popda Jatim
Tahun 2010Persebaya U-15
 Tahun 2011Persebaya U-18 
 Tahun 2012Tim PON Jatim 
Tahun 2012Timnas U-17
Tahun 2013Timnas U-19

Nama Evan sendiri sudah masuk dalam skuat timnas U-16. Sebuah perjalanan yang membuktikan ia memang pemain berkualitas. Bahkan, pelatih timnas U-19 Indra Sjafri, memberi apresiasi dan pujian kepada Evan, karena dinilai sebagai pemain yang cerdas, dan mudah menerjemahkan instruksi pelatih.

“Memang semua pemain yang saat ini saya miliki, bagus di posisinya masing-masing. Tapi belum ada pemain yang memiliki kemampuan seperti Evan. Ia memiliki sikap, dan perilaku yang baik, tenang, dan bisa cepat membaca pola permainan lawan. Semua itulah yang kemudian membuat Evan jadi panutan bagi pemain lain di timnas U-19,” ucap Indra.

Pelatih asal Padang ini juga menilai, peran pemain kelahiran 1996 tersebut jarang dimiliki pesepakbola di Indonesia. Dengan begitu, tentu saja klub profesional akan berlomba-lomba untuk mendapatkan tanda tangan Evan.

“Tipikal pemain seperti Evan masih sangat jarang di Indonesia. Dia bisa berfungsi sebagai breaker sekaligus playmaker. Pemain seperti ini tentunya sangat dibutuhkan oleh semua tim,” beber Indra.

Waktu luang beberapa hari yang diberikan oleh Badan Tim Nasional (BTN), sebelum kembali menjalani pemusatan latihan menghadapi kualifikasi Piala Asia U-19 2013, digunakan Evan untuk mengejar ketertinggalan kuliahnya di Fakultas Ilmu Solial dan Politik (FISIP) jurusan Administrasi Negara, Universitas Dr Soetomo semester III. (gk-43)







(sumber:www.goal.com)

SPESIAL: Susunan Tim Terbaik Serie A Italia Giornata 6

AS Roma dan Napoli masing-masing mewakilkan dua pemainnya yang tampil fantastis di pekan keenam Serie A.


Pekan keenam Serie A Italia menghadirkan beberapa laga atraktif, seperti duel Torino-Juventus, Sassuolo yang mampu mengejar ketertinggalan dari Lazio, hingga AS Roma yang terus mempertahankan rekor 100 persen kemenangan setelah menggunduli Bologna 5-0.
Serie A Italia
Serie A Italia 2013/14
6ª Giornata

Klasemen

Derby della Mole sebagai laga paling dinanti, menyajikan beberapa insiden mulai dari duel Carlos Tevez dan Ciro Immobile, hingga twitwar kedua kesebelasan di dunia maya. Paul Pogba kembali menunjukkan kebintangannya lewat gol tunggalnya untuk terus memandu Juventus di jalur scudetto.
Usai tiga laga tanpa kemenangan, AC Milan akhirnya meraih tiga poin krusial atas Sampdoria lewat gol semata wayang Valter Birsa. Rival sekotanya, Internazionale hanya mampu bermain imbang di Sardinia, usai Michael Agazzi tampil cemerlang di bawah gawang Cagliari. Jangan lupakan Napoli yang menang atas tuan rumah Genoa lewat sepasang gol Goran Pandev.

Tentu saja, para pahlawan tim pada laga-laga di atas, dan juga di partai-partai lainnya, patut memperoleh apresiasi. Seperti biasa, Goal Indonesia menghadirkan team of the week untuk menilik siapa saja para pemain Serie A yang patut diberi acungan jempol di giornata 6 ini.






 Kiper - Michael Agazzi
Cagliari

Internazionale sebenarnya pantas membawa pulang tiga angka di kandang Cagliari. Akan tetapi, Michael Agazzi menjadi penghalang utama Nerazzurri dalam laga itu, khsusunya di babak pertama. Empat peluang bersih Inter mampu ia bendung. Meski akhirnya kebobolan, peran Agazzi begitu krusial untuk menjaga peluang Rossoblu meraih poin.

 Bek - Giandomenico Mesto
Napoli

Meski Goran Pandev menjadi bintang lapangan di markas Genoa, namun Giandomenico Mesto mencuri perhatian lewat performa kokohnya di sayap belakang Napoli. Bek kanan berusia 31 tahun ini mencatatkan tujuh tekel sukses untuk meminimalisir serangan-serangan Genoa. 

 Bek - Mehdi Benatia
AS Roma

Usai tengah pekan lalu menjadi bintang ketika menaklukkan Sampdoria, Mehdi Benatia lagi-lagi tampil cemerlang saat Roma menumpas Bologna 5-0. Selain kokoh di jantung pertahanan, bek asal Maroko ini kembali sukses mencetak gol saat menyambar sepak pojok Francesco Totti. Hingga giornata 6, Roma baru kebobolan satu gol.

 Bek - Alessandro Lucarelli
Parma

Usia 36 tahun sama sekali tak menghalanginya untuk merusak rencana Fiorentina. Total, pasukan Vincenzo Montela hanya mampu melakukan tiga tembakan on target ke gawang Parma. Lucarelli bahkan melancarkan 11 tekel sukses untuk menghadang pergerakan Giuseppe Rossi dkk. Ketangguhannya diganjar satu poin dari kandang Viola.

 Bek - Juan Jesus
Inter

Tanpa Hugo Campagnaro di jantung pertahanan, permainan Inter mampu diimbangiCagliari terutama di babak kedua. Untungnya, Nerazzurri masih punya Juan Jesus. Tujuh tekel suksesnya membuat Cagliari sedikit frustrasi meski Radja Nainggolan berhasil menyamakan skor lewat gol berbau keberuntungan.

 Gelandang - Paul Pogba
Juventus

Tensi tinggi Derby della Mole mampu ia atasi lewat gol semata wayangnya. Secara kebetulan, ia berhasil menanduk bola muntah sundulan Carlos Tevez untuk memastikan tiga poin krusial Juve. Ia tercatat sebagai pemain dengan tekel dan dribel tertinggi dalam laga itu. 

 Gelandang - Antonio Candreva
Lazio

Sepak pojok Candreva mampu ditanduk Andre Dias sebelum dirinya mencetak gol dari luar kotak penalti. Penampilan gemilangnya mampu membawa Lazio unggul 2-0 sebelum Sassuolo bangkit. Biancoceleste akhirnya harus puas dengan membawa pulang satu poin saja.

 Gelandang - Juan Iturbe
Hellas Verona

Pemain berusia 20 tahun yang dipinjam dari Porto ini disebut-sebut mirip Lionel Messi akibat beberapa kesamaannya: seorang penyerang Argentina yang cepat dan kecil. Kesamaan lainnya, ia menjadi eksekutor tendangan bebas yang hebat saat menjadi pembuka kemenangan Verona atas Livorno.

 Penyerang Gervinho
AS Roma
Hancurnya Bologna di Olimpico tak lepas dari peran Gervinho yang selalu mampu mengobrak-abrik pertahanan lawannya itu. Ia sanggup mencetak gol kedua dan keempat Roma dalam kemenangan telak 5-0 itu. Gervinho membuat Giallorossisemakin nyaman sebagai capolista.

 Penyerang Goran Pandev
Napoli

Man of the match saat timnya bertandang ke Genoa. Tampil di belakang penyerang tunggal Duvan Zapata, Pandev justru mengganas dengan memborong seluruh gol kemenangan Napoli. Partenopei pun kembali ke trek juara.

 Penyerang German Denis
Atalanta

Tak salah jika Atalanta menggantungkan lini depan kepada German Denis dalam dua musim terakhir. Di musim ketiganya ini, penyerang Argentina berusia 32 tahun ini menciptakan gol kedua dan ketiganya di liga dengan borongan dua golnya saat La Dea menggebuk Udinese, mantan klub Denis.


 Pelatih – Massimiliano Allegri
AC Milan


Tiga laga Serie A tanpa kemenangan, Allegri harus memikul tekanan berat itu saat menjamu Sampdoria. Ia pun memainkan formasi cemara 4-3-2-1, dengan sedikit menarik mundur Robinho dan Valter Birsa di belakang striker tunggal Alessandro Matri. Hasilnya, Rossoneri mendominasi pertandingan, menciptakan banyak peluang, dan meraih tiga angka lewat gol semata wayang Birsa.











(sumber:www.goal.com)

SPESIAL: Susunan Tim Terbaik Serie A Italia Giornata 6

AS Roma dan Napoli masing-masing mewakilkan dua pemainnya yang tampil fantastis di pekan keenam Serie A.


Pekan keenam Serie A Italia menghadirkan beberapa laga atraktif, seperti duel Torino-Juventus, Sassuolo yang mampu mengejar ketertinggalan dari Lazio, hingga AS Roma yang terus mempertahankan rekor 100 persen kemenangan setelah menggunduli Bologna 5-0.
Serie A Italia
Serie A Italia 2013/14
6ª Giornata

Klasemen

Derby della Mole sebagai laga paling dinanti, menyajikan beberapa insiden mulai dari duel Carlos Tevez dan Ciro Immobile, hingga twitwar kedua kesebelasan di dunia maya. Paul Pogba kembali menunjukkan kebintangannya lewat gol tunggalnya untuk terus memandu Juventus di jalur scudetto.
Usai tiga laga tanpa kemenangan, AC Milan akhirnya meraih tiga poin krusial atas Sampdoria lewat gol semata wayang Valter Birsa. Rival sekotanya, Internazionale hanya mampu bermain imbang di Sardinia, usai Michael Agazzi tampil cemerlang di bawah gawang Cagliari. Jangan lupakan Napoli yang menang atas tuan rumah Genoa lewat sepasang gol Goran Pandev.

Tentu saja, para pahlawan tim pada laga-laga di atas, dan juga di partai-partai lainnya, patut memperoleh apresiasi. Seperti biasa, Goal Indonesia menghadirkan team of the week untuk menilik siapa saja para pemain Serie A yang patut diberi acungan jempol di giornata 6 ini.






 Kiper - Michael Agazzi
Cagliari

Internazionale sebenarnya pantas membawa pulang tiga angka di kandang Cagliari. Akan tetapi, Michael Agazzi menjadi penghalang utama Nerazzurri dalam laga itu, khsusunya di babak pertama. Empat peluang bersih Inter mampu ia bendung. Meski akhirnya kebobolan, peran Agazzi begitu krusial untuk menjaga peluang Rossoblu meraih poin.

 Bek - Giandomenico Mesto
Napoli

Meski Goran Pandev menjadi bintang lapangan di markas Genoa, namun Giandomenico Mesto mencuri perhatian lewat performa kokohnya di sayap belakang Napoli. Bek kanan berusia 31 tahun ini mencatatkan tujuh tekel sukses untuk meminimalisir serangan-serangan Genoa. 

 Bek - Mehdi Benatia
AS Roma

Usai tengah pekan lalu menjadi bintang ketika menaklukkan Sampdoria, Mehdi Benatia lagi-lagi tampil cemerlang saat Roma menumpas Bologna 5-0. Selain kokoh di jantung pertahanan, bek asal Maroko ini kembali sukses mencetak gol saat menyambar sepak pojok Francesco Totti. Hingga giornata 6, Roma baru kebobolan satu gol.

 Bek - Alessandro Lucarelli
Parma

Usia 36 tahun sama sekali tak menghalanginya untuk merusak rencana Fiorentina. Total, pasukan Vincenzo Montela hanya mampu melakukan tiga tembakan on target ke gawang Parma. Lucarelli bahkan melancarkan 11 tekel sukses untuk menghadang pergerakan Giuseppe Rossi dkk. Ketangguhannya diganjar satu poin dari kandang Viola.

 Bek - Juan Jesus
Inter

Tanpa Hugo Campagnaro di jantung pertahanan, permainan Inter mampu diimbangiCagliari terutama di babak kedua. Untungnya, Nerazzurri masih punya Juan Jesus. Tujuh tekel suksesnya membuat Cagliari sedikit frustrasi meski Radja Nainggolan berhasil menyamakan skor lewat gol berbau keberuntungan.

 Gelandang - Paul Pogba
Juventus

Tensi tinggi Derby della Mole mampu ia atasi lewat gol semata wayangnya. Secara kebetulan, ia berhasil menanduk bola muntah sundulan Carlos Tevez untuk memastikan tiga poin krusial Juve. Ia tercatat sebagai pemain dengan tekel dan dribel tertinggi dalam laga itu. 

 Gelandang - Antonio Candreva
Lazio

Sepak pojok Candreva mampu ditanduk Andre Dias sebelum dirinya mencetak gol dari luar kotak penalti. Penampilan gemilangnya mampu membawa Lazio unggul 2-0 sebelum Sassuolo bangkit. Biancoceleste akhirnya harus puas dengan membawa pulang satu poin saja.

 Gelandang - Juan Iturbe
Hellas Verona

Pemain berusia 20 tahun yang dipinjam dari Porto ini disebut-sebut mirip Lionel Messi akibat beberapa kesamaannya: seorang penyerang Argentina yang cepat dan kecil. Kesamaan lainnya, ia menjadi eksekutor tendangan bebas yang hebat saat menjadi pembuka kemenangan Verona atas Livorno.

 Penyerang Gervinho
AS Roma
Hancurnya Bologna di Olimpico tak lepas dari peran Gervinho yang selalu mampu mengobrak-abrik pertahanan lawannya itu. Ia sanggup mencetak gol kedua dan keempat Roma dalam kemenangan telak 5-0 itu. Gervinho membuat Giallorossisemakin nyaman sebagai capolista.

 Penyerang Goran Pandev
Napoli

Man of the match saat timnya bertandang ke Genoa. Tampil di belakang penyerang tunggal Duvan Zapata, Pandev justru mengganas dengan memborong seluruh gol kemenangan Napoli. Partenopei pun kembali ke trek juara.

 Penyerang German Denis
Atalanta

Tak salah jika Atalanta menggantungkan lini depan kepada German Denis dalam dua musim terakhir. Di musim ketiganya ini, penyerang Argentina berusia 32 tahun ini menciptakan gol kedua dan ketiganya di liga dengan borongan dua golnya saat La Dea menggebuk Udinese, mantan klub Denis.


 Pelatih – Massimiliano Allegri
AC Milan


Tiga laga Serie A tanpa kemenangan, Allegri harus memikul tekanan berat itu saat menjamu Sampdoria. Ia pun memainkan formasi cemara 4-3-2-1, dengan sedikit menarik mundur Robinho dan Valter Birsa di belakang striker tunggal Alessandro Matri. Hasilnya, Rossoneri mendominasi pertandingan, menciptakan banyak peluang, dan meraih tiga angka lewat gol semata wayang Birsa.

SPESIAL: Susunan Tim Terbaik Liga Primer Inggris Matchday 6

Goal Indonesia kembali merangkum beberapa nama yang layak masuk dalam susunan tim terbaik untuk matchday pekan kemarin.


Liga Primer Inggris matchday keenam akhirnya selesai digulirkan, dengan pembahasan utama masih seputar keberhasilan Arsenal yang sukses menguasai puncak klasemen usai menang di kandang Swansea City.

Selain keberhasilan Arsenal, kejutan juga terjadi di sepanjang pekan kemarin, seperti Manchester United yang menelan kekalahan ketiganya di musim ini dari West Bromwich Albion -- mereka dipermalukan 2-1 di Old Trafford.

Derby London yang tersaji di White Hart Lane juga tak kalah seru. Di partai itu, gol dari Gylfi Sigurdsson di babak pertama mampu disamakan oleh kapten John Terry lewat sundulan kepala di babak kedua. Intrik pun mewarnai duel ini, dengan striker Fernando Torres yang terpaksa keluar lapangan karena mendapati kartu kuning kedua dari wasit Mike Dean.

Sementara itu, tim kuat macam Liverpool mampu bangkit dari kekalahan yang mereka terima di matchdaysebelumnya. Saat diharuskan bertandang ke markas Sunderland di Stadium of Light, anak asuh Brendan Rodgers mampu mengungguli tuan rumah 3-1 berkat lesakan Daniel Sturridge dan sepasang gol Luis Suarez.

Adapun hingga pekan keenam, Everton masih menjadi satu-satunya tim yang belum terkalahkan setelah di partai semalam meraih kemenangan 3-2 atas Newcastle United.

Tentunya, para pahlawan tim masing-masing di rangkaian di atas, dan tentu di partai-partai lainnya, patut memperoleh apresiasi. Seperti biasa, Goal Indonesia menghadirkan team of the week untuk menilik siapa saja para pemain yang patut diberi acungan jempol.


 Kiper - Allan McGregor
Hull City Tigers

Apresiasi tertinggi untuk posisi bawah mistar gawang kiranya layak disematkan pada Allan McGregor, kiper Hull City Tigers. Ketika berhadapan dengan West Ham United, ia sukses menggagalkan setidaknya 6 shots on target dari para penyerang The Hammers untuk kemudian membantu timnya menang tipis 1-0.

 Bek - Ben Davies
Swansea City

Meski timnya harus menelan kekalahan dari Arsenal, namun sosok Ben Davies merupakan penampil paling cemerlang di kubu Swansea City. Di pertandingan tersebut, pemuda 20 tahun itu sukses memperdaya Wojciech Szczesny jelang bubaran untuk mengklaim gol keduanya di musim ini.

 Bek - Ben Turner
Cardiff City

Penampilan Ben Turner ketika merumput di Craven Cottage kiranya patut diacungi jempol. Di laga itu, ia beberapa kali sukses mematikan seorang Dimitar Berbatov hingga Darrent Bent, dengan membuat clearance sebanyak 12 kali guna membantu timnya menang.

 Bek - John Terry
Chelsea
Kapten Chelsea ini menjadi penyelamat timnya ketika menjalani derby London melawan Tottenham Hotspur di White Hart Lane. Meskipun sempat kecolongan oleh Gylfi Sigurdsson di babak pertama, namun Terry sukses menyelamatkan wajah Jose Mourinho lewat gol sundulan kepala di babak kedua. Torehan tersebut semakin istimewa lantaran Terry kini telah mengemas 33 gol di Liga Primer, atau delapan lebih banyak dari pemain belakang lainnya seperti William Gallas.

 Bek - Seamus Coleman
Everton
Seamus Coleman semakin bersinar di musim ini. Dalam hal ini, salah satu penampilan terbaiknya baru saja ia pertontonkan ketika Everton menjamu Newcastle United di Goodison Park. Selain piawai dalam bertahan, bek asal Republik Irlandia itu juga kerap maju ke depan untuk membantu serangan The Toffees. Tak lupa, ia merupakan salah satu faktor penting saat timnya meraih kemenangan 3-2 atas anak asuh Alan Pardew.

 Gelandang - Robbie Brady
Hull City Tigers

Meski bermain selama 80 menit kala jumpa West Ham United, Robbie Brady layak menjadi man of the match berkat sumbangan satu golnya yang di mana mengantar Hull City menang tipis 1-0 di KC Stadium.

 Gelandang - Aaron Ramsey
Arsenal

Kebintangan Aaron Ramsey semakin terlihat di pekan keenam Liga Primer. Setelah sebelumnya sukses mengoyak gawang Sunderland dan Stoke City saat berduel di kasta tertinggi, kini gawang Swansea City kawalan Michel Vorm yang ia bobol. Selain sukses membukukan gol kedelapannya musim ini di semua kompetisi, Ramsey juga turut menyumbang satu assist dalam terciptanya gol Serge Gnabry di babak kedua.

 Gelandang - Yaya Toure
Manchester City

Meski timnya menelan kekalahan 3-2 saat bertandang ke markas Aston Villa, namun penampilan Yaya Toure di pertandingan tersebut terbilang di atas rata-rata pemain City lainnya. Kehadirannya di lini tengah pasukan Manuel Pellegrini ia warnai dengan sebuah gol di akhir babak pertama -- walau torehan tersebut tak berarti banyak lantaran Villa sukses membalikkan keadaan untuk mengklaim kemenangan.

 Gelandang - Morgan Amalfitano
West Bromwich Albion
Setelah sebelumnya sukses membuat debut gol di depan pendukungnya pada pekan kemarin, Morgan Amalfitano kembali menunjukkan tajinya kala meladeni Manchester United di Old Trafford. Menyisir serangan dari sisi kanan, pemain pinjaman dari Marseille itu mencetak gol berkelas setelah melewati hadangan Rio Ferdinand untuk kemudian menaklukkan seorang David De Gea.

 Striker Luis Suarez
Liverpool

Luis Suarez telah kembali! Dengan berduet bersama Daniel Sturridge di lini depan, pria Uruguay tersebut berhasil mempersembahkan kemenangan dengan skor 3-1 bagi pelatih Brendan Rodgers. Turun selama 90 menit di Stadium of Light, Suarez bahkan sukses mengemas dua gol usai menerima umpan dari Sturridge. Adapun, sepasang golnya tersebut menjadi sumbangsih perdananya buat The Reds di musim ini usai menjalani larangan 10 kali bermain.

 Striker Romelu Lukaku
Everton

Striker pinjaman Everton asal Chelsea, Romelu Lukaku, kembali menunjukkan ketajamannya di matchday keenam. Setelah sebelumnya sukses mencetak gol kemenangan atas West Ham, kali ini giliran Newcastle United yang harus bertekuk lutut setelah pemuda Belgia itu menjebol gawang Tim Krul sebanyak dua kali. Sepasang golnya semakin berarti lantaran timnya kini menghuni posisi empat besar dengan belum pernah merasakan kekalahan.

 Pelatih – Roberto MartinezEverton

Roberto Martinez kiranya layak diganjar dengan gelar pelatih terbaik bulan September, lantaran membawa timnya menduduki posisi empat besar dengan belum pernah merasakan kekalahan. Meski sempat tertahan di tiga laga perdana, namun mantan arsitek Wigan Athletic itu secara perlahan mulai menemukan formasi jitu untuk kemudian menang di tiga laga secara beruntun, yang masing-masing diraih dari Chelsea, West Ham dan Newcastle United.











(sumber:www.goal.com)